Keteladanan Ester Sebagai Pembelajaran | Renungan Motivasi Kristen
motivasikristen.com |
KETELADANAN ESTER
SEBAGAI PEMBELAJARAN
Bacaan Alkitab: (Ester 2:15-18)
“Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh kasih sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti”
Saudaraku yang
terkasih. Sudahkah anda membaca dan merenungkan kitab Ester? Apa yang dapat
kita teladani dari kehidupan Ester, dalam hal ini sebagai seorang istri? Ester adalah
seorang gadis Yahudi yatim piatu, terlahir dengan nama Ibrani: Hadasa, yang di
angkat anak oleh Mordekhai, paman atau saudara ayahnya. Ester harus
keluar dari lingkungan yang
dikenalnya dan meninggalkan
orang yang telah membesarkan dan yang dikasihinya, yaitu pamannya,
Mordekhai, karena ia kini ditempatkan di istana untuk menjadi salah satu wanita
yang akan dipakai untuk
memenuhi keinginan seksual raja. Raja Ahasyweros (Xerxes) adalah putra dari
raja terkenal, Darius I, yang disebutkan dalam Kitab Ezra 4:24, dan Daniel 6:1
Kisah Ester dan raja
Ahasyweros ini terjadi sekitar tahun 483 Sebelum Masehi. Kerajaan raja
Ahasyweros ini sangat besar; bahkan pada kenyataannya, adalah kerajaan terbesar
yang pernah ada di dunia. Seperti kebanyakan raja-raja kafir
pada zaman itu, Raja Ahasyweros senang memamerkan kekayaan dan kekuasaannya di
depan umum, termasuk mengadakan pesta pora yang kadang-kadang berlangsung
selama 180 hari. Terbukti, selama pesta yang disebutkan dalam kitab (Ester
1:10-11), raja meminta agar istrinya, Ratu Wasti, datang dalam pesta pertemuan
yang diadakannya dengan para pria dan pejabat penting kerajaan, untuk
memamerkan kepada para pria tersebut kecantikannya yang luar biasa dengan
mengenakan mahkotanya. Ada perkiraan bahwa raja Ahasyweros ingin Wasti tampil
hanya mengenakan mahkota saja. Ratu Wasti menolak memenuhi perintah raja untuk
hadir dalam pesta tersebut karena enggan tampil telanjang di depan umum,
sehingga raja Ahasyweros yang tidak terbiasa perintahnya dibantah itu menjadi
sangat marah dan mencopot jabatan Wasti sebagai ratu, dan mengusirnya dari
kerajaan.
Setelah itu, raja membuat
keputusan untuk mengganti istrinya dengan wanita lain. Josephus, seorang
sejarawan Yahudi, mencatat bahwa Raja Ahasyweros memiliki total 400 wanita yang
dipilih untuk menjadi harem-harem, dari antara para harem tersebut raja
akhirnya akan memilih istri atau ratu. Namun
ester yang mengetahui hal itu sangat menantang raja Ahasyweros. Ester memepertaruhkan nyawanya dan memutuskan untuk
menghadap raja atas nama bangsa yang dikasihinya, Israel, tidak peduli akibat
apa yang akan terjadi pada dirinya. Siapa pun yang menghadap raja tanpa
dipanggil akan segera dihukum mati (Ester 4:11).
Ester meminta Mordekhai untuk mengumpulkan orang-orang Israel agar
bersama-sama berpuasa selama tiga hari dan mendoakan dia. Tujuan Ester
meminta bangsa Israel berpuasa dan berdoa tidak lain untuk memohon pertolongan dan perlindungan
Tuhan dalam keadaan berbahaya yang akan ia hadapi: "Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab
ini kepada Mordekhai: Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat
di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga
hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun
akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun
berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati.
Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan
Ester." (Ester 4:15 17).
Keberanian dan imannya kepada Allah merupakan bukti iman percaya
yang telah dimiliki wanita muda ini dalam Allah yang hidup. Ester adalah sebuah pelajaran tentang kedaulatan Allah atas ciptaan-Nya. Allah menguasai setiap aspek kehidupan
untuk menempatkan posisi setiap manusia, pemerintah, dan situasi agar berjalan
sesuai dengan rencana dan tujuan-Nya.
Saudaraku
yang terkasih. Apa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari kisah Ratu
Ester? Kita harus berani bertindak sesuai kebenaran Alkitab. Dalam hal ini,
jika suami telah melakukan kesalahan, kita harus berani menegur untuk
menyatakan kebenaran. “Jika ya hendaknya kamu katakan ya, jika tidak hendaknya
kamu katakan tidak.” (Matius 5:37).
Hal lain yang dapat kita
ambil sebagai pelajaran adalah tetap mengandalkan Tuhan dalam segala keadaan
hidup. Jika Ester tidak mengandalkan kekuatannya dalam menghadapi raja. Maka
harapan saya, kiranya sebagai seorang istri kita juga tetap mengandalkan Tuhan
dalam segala keadaan hidup kita. Jadilah Ester masa kini, yang tetap
mengedepankan kebenaran Firman Tuhan, sehingga berkat pertolongan dari Tuhan
senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Doa: Ya
Tuhan. Curahkanlah Roh Kudus-Mu, supaya hati hambamu ini sama seperti Ester.
Posting Komentar untuk "Keteladanan Ester Sebagai Pembelajaran | Renungan Motivasi Kristen "
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.