Belajar Dari Abraham | Renungan Motivasi Kristen
BELAJAR DARI ABRAHAM
Bacaan Alkitab:
(Kejadian 22:1-19)
“Tetapi
berserulah malaikat Tuhan dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham, Sahutnya:
“Ya Tuhan.”
Saudaraku yang terkasih dalam Kristus Yesus. Mendengar
nama Abraham tentu kita sangat mengenal tokoh Alkitab tersebut.
Disandang sebagai bapak segala orang beriman dan
menjadi tokoh teladan bagi seluruh umat Kristen, terlebih khusus sebagai
panutan dan teladan bagi seluruh suami Kristen di dunia ini.
Abraham merupakan tokoh dalam Alkitab yang mempunyai
peran yang sangat penting. Banyak kisah-kisah yang terjadi dalam hidupnya yang
dapat menjadi pelajaran bagi kita sebagai umat-Nya.
Melalui keturunan Abraham, lahirlah tokoh-tokoh
Alkitab yang sangat luar biasa. Dan melalui keturunannya juga Tuhan Yesus
dilahirkan di dunia ini.
Dalam perjalanan hidup Abraham, banyak pilihan-pilihan
yang dia lakukan untuk dapat mencapai apa yang telah Tuhan janjikan kepadanya.
Tentunya Abraham juga tidak luput dari kesalahan,
karena dia juga manusia biasa.
Tetapi Abraham juga belajar dari kesalahan-kesalahan
yang ada untuk dapat mengambil pilihan yang lebih baik lagi yang tentunya
sesuai dengan kehendak Tuhan.
Berikut ini beberapa karakter Abraham yang dapat kita
terapkan dalam kehidupan kita sebagai seorang suami atau kepala keluarga
Kristen:
Pertama: Memilih
untuk mengalah
“Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan
itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.” (Kejadian 13:11).
Kisah ini dimulai dari para gembala dari Abram (belum
ganti nama menjadi Abraham) dan Lot yang berkelahi memperebutkan tanah untuk
menggembalakan ternak mereka (Kejadian 13:1-18).
Untuk menghindari perkelahian, Abram mempersilahkan
Lot untuk memilih bagian tanah yang dianggap baik menurutnya. Lot memilih
lembah Yordan yang terlihat sangat baik.
Abram-pun mengalah dan menetap di tanah bagian lainnya
yaitu di Kanaan. Kita semua tahu bahwa pada akhirnya tempat yang dipilih oleh
Lot dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu di Sodom dan Gomora.
Kedua: memilih
Untuk percaya
Umur Abraham saat itu sudah sembilan puluh sembilan
tahun dan Sara berumur sembilan puluh tahun. Suatu hal yang mustahil bagi
manusia untuk dapat memiliki anak pada umur itu.
Hukum alam menyatakan bahwa manusia mempunyai batas
umur jika ingin mempunyai atau melahirkan seorang anak.
Tapi Tuhan berfirman bahwa justru Abraham akan mempunyai
keturunan melalui Sara. Dan melalui anaknya itulah Tuhan mengadakan perjanjian
yang kekal baginya dan keturunannya.
Memang kisah ini tidak masuk di akal pikiran manusia.
Tetapi Abraham memilih untuk mempercayai Tuhan yang dia sembah.
Dia meyakini apa yang dijanjikan oleh Tuhan. Itulah
sebabnya dia dijuluki sebagai bapa orang beriman.
Oleh karena dia percaya kepada hal yang belum dilihat dan belum diterima.
Ketiga: Memilih
untuk taat
Setelah melalui ujian iman di poin nomor dua di atas,
Abraham masih diuji oleh Tuhan.
Anak satu-satunya yang merupakan anak perjanjian
melalui mujizat yang luar biasa, harus dipersembahkan (dikorbankan) kepada
Tuhan. Dengan kata lain, Abraham harus membunuh anaknya untuk dijadikan korban.
Sebagai orang tua yang memiliki pengharapan yang besar
kepada anak satu-satunya itu, agar dapat meneruskan keturunannya sehingga dapat
menjadi banyak seperti yang dijanjikan oleh Tuhan, tentu Abraham merasa
terpukul mendengar perintah Tuhan tersebut.
Tetapi Abraham tidak mengeluh atau bahkan membantah
perintah Tuhan.
Saudaraku yang terkasih dalam Kristus Yesus. Apa yang
terjadi dalam kehidupan Abraham adalah suatu perintah Tuhan dalam hidup kita.
Oleh karena itu, sebagai seorang kepala Keluarga, marilah
kita belajar untuk taat kepada Tuhan, sekalipun kita harus mengorbankan sesuatu
yang berharga dalam hidup kita.
Jika istri dan anak-anak banyak berkata-kata yang
mengundang emosi kita, sabarlah dan mengalah, jika masalah kebutuhan hidup
belum mampu diatasi, tetaplah percaya, dan jika banyak tawaran dunia menggoda
hidup kita, tetaplah taat dan setia. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
Doa:
Ya Tuhan. Jadikanlah hambamu ini, hamba yang setia.
Posting Komentar untuk "Belajar Dari Abraham | Renungan Motivasi Kristen "
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.