Ketulusan Seorang Pengamen | Renungan Motivasi Kristen
Sahabatku. Seperti biasanya pada hari Sabtu pagi banyak pengamen yang memasuki kompleks perumahan tempat tinggal saya.
Mereka mendendangkan lagu dari satu rumah ke rumah lainya, dengan harapan mendapatkan uang dari tuan rumah.
Tidak sedikit banyak para pengamen yang hanya bermodalkan keberanian atau nekad. Alat musik yang dimainkan juga hanya alat musik tradisional dengan lagu yang tidak karuan atau tidak pasti.
Sebenarnya nyanyian dan permainan musik tersebut hanyalah sarana untuk meminta-minta, bukan untuk menghibur.
Karena hampir semua rumah dihampiri oleh para pengamen yang demikian tidak merasa terhibur, bahkan sebaliknya, merasa terganggu.
Namun, bagaimana lagi, memang demikian keadaannya. Untuk mendapatkan pekerjaan formal yang layak pada masa sekarang ini tidaklah mudah.
Sedangkan mengamen masih tergolong pekerjaan yang baik dan halal daripada melakukan tindakan kriminal.
Cerita berlanjut setelah pagi itu saya lagi membaca buku bacaan dengan topik "Hidup itu Harus Menjadi Berkat"
Tiba-tiba datanglah seorang pengamen yang kira-kira berusia 12 tahun mendekati saya. Sambil mengucapkan selamat pagi, mulailah ia melantunkan lagu diiringi petikan gitar.
Nyanyian dan petikan gitarnya sangatlah merdu, dibawakannya dengan sungguh-sungguh, bukan secara asal-asalan seperti kebanyakan pengamen lainnya.
Setelah mendengar lagu yang dinyanyikannya, saya pun memberikan sedikit uang kepadanya.
Setelah menerima uang dari saya, bukannya permisi lalu pergi, tetapi ia malahan menyanyikan satu lagu lagi dengan suara yang sangat indah disertai petikan gitar yang kedengarannya lebih enak dari lagu pertamanya.
Selesai melantunkan lagu kedua itu, ia pun mengucapkan terima kasih dengan tulus secara berulang-ulang, kemudian permisi dan melanjutkan perjalanannya.
Ia sangat menghargai pemberian saya, melihat dari caranya mengucap terima kasih secara berulang-ulang dan dengan sungguh-sungguh.
Saya pun yakin, ia akan berterima kasih dengan sungguh kepada setiap orang yang telah memberi kepadanya tanpa membedakan besar atau kecil pemberian tersebut.
"Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih. Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hati yang terkenal itu." ( Kisah Para Rasul 24:3-4).
Sahabatku. Demikian pula ungkapan syukur dan terima kasih kita kepada Tuhan, janganlah hanya sebatas ucapan di bibir saja, tetapi hendaknya, ungkapkan itu dengan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satunya ialah dengan berbuat baik kepada sesama manusia, tidak terbatas pada kerabat atau saudara seiman saja, tetapi semua orang yang membutuhkan pertolongan.
Jika saat ini kita masih diberikan kesempatan menempati dunia ini, maka tugas kita adalah menjadi berkat bagi orang lain.
"Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik. Bahwasannya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mazmur 102:1). Tuhan memberkati kita. Amin.
Posting Komentar untuk "Ketulusan Seorang Pengamen | Renungan Motivasi Kristen "
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.